Rabu, 20 Februari 2019

Membuat Surabi




Ini bukan tentang resep ataupun tutorial cara membuat surabi lho yaaa....., aku hanya mau berbagi kisah tentang surabi saja. Kalau ada yang tertarik dan minat untuk membuat surabi silahkan googling saja resepnya.



Sejak lama aku suka surabi, sejak jaman simbah masih suka "nyadran" bikin surabi menjelang bulan puasa, bahkan sampai kini aku sudah dewasa, bekerja & menikah, masih tetap suka surabi. Rasa khas tradisionalnya mengena di lidah saya, dan bahan dasar pembuatannya yaitu dari tepung beras juga pas buat sebagai alternatif makanan pengganti nasi, ini sangat bermanfaat buat sarapan ataupun kudapan sore hari jadi tidak perlu makan malam lagi heheee...
Dulu setiap pulang kerja dijemput paitua sore-sore, aku  ingin selalu ingin singgah beli surabi oncom yang dijual oleh mak-mak yang duduk di depan tungku kayu sambil membuat surabi di pinggir jalan dekat tikungan ke arah pasar.
Aku suka citarasa original tradisional, seperti yang dijual oleh mak2 itu, cara membuatnya sampai  rasanya adalah surabi tepung beras tanpa bumbu modern dengan topping sambal oncom yang pedas dan menggunakan bungkus daun pisang, asli seperti jaman dulu, pokoknya top dech menurutku

Sekali waktu aku lihat penjual surabi didekat terminal, dia menjajakan dagangannya menggunakan gerobag dorong yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa lengkap dengan tungku pembakarannya. Aku mencoba membeli dan mencobanya, kesanku .....sangat berbeda, memang surabi terhidang, tapi seperti tak ada citarasanya, biasa saja dan tidak menyentuh rasanya, tidak seperti buatan emak-emak yang kumaksud tadi.

Pernah sekali waktu sepupuku hendak kembali ke ibu kota dan ingin membawa oleh-oleh yang khas, kemudian kusarankan mencoba surabi aneka rasa. Ini surabi modern, kemasannya cantik menggunakan kemasan makanan yang telah didesain khusus, dan tersedia dalam banyak pilihan rasa mulai dari polos, coklat, pisang, durem, stroberry,dan masih banyak lagi. Tentu aku mencobanya aku mencoba satu rasa saja tapi maaf aku lupa rasa apa yang ku coba waktu itu, dan keputusanku: ini bukan seleraku, tak cocok di lidahku.

Sekian tahun berlalu.....aku sudah lama sekali pindah dari kota dengan mak surabi oncom itu, sesekali rindu, dan kucoba membuat sendiri akhirnya, tapi tetap saja merasa tak pede dan expert di bidang ini, namun pantang menyerah, dan harus berhasil, semangattt!!! 
Nah, ini adalah kali kesekian kucoba membuatnya lagi.....



aha, sudah matang rupanya. Tampilan sih oke, yang selalu jadi penasaran adalah apakah bisa bersarang(berserat) di bagian dalamnya? Sekali tempo berhasil bersarang tapi pada kali yang lain tak bersarang dan aku belum tahu rahasianya, jadi belum stabil......kalau ada senior baca ini mohon tips nya please......🙏