Minggu, 09 September 2018

ikan Bakar di Makassar

ini bukan review...



Syahdan di suatu tempat...(busyet dah, macam mau mendongeng saja aku ini). Ada tempat makan yang sangat ramai apalagi di akhir pekan.
Ini fakta, karena pernah sekali aku mau mencoba, dan perjuangannya cukup banyak untuk bisa makan disitu. Pertama dimulai dari parkiran yang penuh, hingga meluap ke jalan jalan dan setiap tikungan jalan, bahkan sampai ke area parkir resto tetangganya. Menanti lumayan lama sambil menanti siapa tahu ada yang keluar, ternyata parkiran tak bergerak juga....waktu itu hari minggu siang hampir jam 14(jam 2 sore), akhirnya kami diarahkan parkir di salah satu tikungan terdekat. 
Begitu masuk di bagian depan, tepatnya di depan freeser  sdh berkerumun serombongan tamu papua yg tepat datang sblm kami, seseorang sedang melayani mereka memilih dan menimbang ikan. Kami lihat ke dalam freeser...olala....ikan nyaris habis,namun karena sudah terlanjur nyampe disitu akhirnya kami pilih 2ekor ikan kerapu, akan tetapi kata mbak nya " sebentar ya bu...." Sambil memberikan isyarat bahwa maksudnya selesai melayani rombongan tamu papua tsb. Sy maklum dan mengiyakan.Ehh....lama2 2ekor kerapu ku diambil dan ditimbang (rupanya tamu papua tersebut menginginkannya). Saya faham ekspresi mbaknya, langsung saya bilang gpp ambil saja, sy bisa lain kali....dan kami bertiga langsung keluar, dan akirnya makan paket nasi merah ayam bakar dan sayur asem+ tempe goreng ala sunda. Hee...hee......jauh gak yaaa...ini namanya selera dipaksa belok 190 derajad.
Beberapa hari kemudian,kami mampir lagi kali ini agak maksain kesannya berhubung dirundung penasaran waktu itu, waktunya sama (namanya juga mampir hehee)
Lagi2 persediaan sudah tak banyak, seekor kakap moncong direkomendasikan pada kami untuk dibakar polos, kebetulan paitua minat, jadilah itu pesanan utama kami dilengkapi dengan tumis bunga pepaya.
Ahai...kubayangkan kelezatan yabg pernah kurasakan sewaktu kami singgah makan di kawasan teluk ambon sebelum menuju bandara....
Lamaaa menunggu sampai minumku hampir habis barulah pesanan datang.
Pertama yang kucoba adalah tumis bunga pepaya....Olala...jauuhhh dari ekspektasi khayalan tadi. Oke deh, makan ikan saja....lumayanlah namanya rasa original, jempol hanya untuk sang pencipta. Sayang seribu kali sayang, lagi lagi colo2nya pun tak selezat yang dibayangkan (makanya jangan suka bekhayal).
Sambal yang satu lagipun tak sanggup mencuri perhatian lidah. 
Total general tak ada jempol yang layak kusematkan, bahkan bisa jadi klo memang harus ya....jempol terbalik bin kecewa, ditambah lagi saat nyampe di kasir oww....mahalnya rek !!!
Sudah ah, gitu aja komennya.